Manggis merupakan komoditas ekspor Indonesia. Volume ekspor 2006 sebanyak 5.697.879 ton dengan nilai US$ 3.611.995. Namun, jumlah itu tak sampai 10% dari total produksi. Rendahnya jumlah buah yang dapat diekspor antara lain karena buah manggis Indonesia tak memenuhi kriteria mutu. Untuk itu, perlu dicari solusinya. Salah satu dengan penanganan pasca panen. Dan sejalan dengan perkembangan ilmu, orang mencari zat-zat alami pada buah manggis yang bermanfaat untuk kesehatan. Ternyata buah ini kaya dengan zat ajaib yang disebut xanthone yang dapat mencegah berbagai penyakit.
Baca juga :
Yuliana Telah Membuktikan Khasiat Daun Sirsak Sebagai Obat Kanker PayudaraXanthone ditemukan pertama kali oleh ilmuwan Jerman pada 1855. Ia dikenal sebagai antioksidan tingkat tinggi dan bahan aktif yang stabil dalam keadaan panas atau dingin, termasuk ketika berada di dalam tubuh manusia. Kulit manggis mengandung antioksidan 17.000-20.000 orac per 100 ons. Padahal bahan lain berkadar antioksidan tinggi, seperti wortel dan jeruk, masing-masing hanya 300 dan 2.400 orac. Orac adalah singkatan dari oxygen radical absorbance capasity, yakni kemampuan antioksidan menetralkan radikal bebas penyebab penyakit seperti jantung, stroke, diabetes, dan kanker. Karena sifatnya itu, ia mampu menjadi pelindung sel pada proses oksidasi, penuaan, atau perusakan sel oleh radikal bebas. Selain itu, ia berkhasiat sebagai antibakteri, anti-infeksi, antiradang, antilelah, anti-inflamasi, antiaging, antiparkinson, antialzheimer, dan antialergi. Pada 2002, seorang ilmuwan menemukan, xanthone efektif untuk menghambat kanker hati, kanker lambung, dan kanker paru. Bahkan khasiatnya jauh lebih efektif bila dibandingkan obat kanker medis. Penelitian di Mahindon University, Thailnad, 2004, menunjukkan bahwa pericarp buah manggis sangat selektif nelawan kanker payudara manusia.
Baca juga :
Mengenal Keajaiban Daun Sirsak yang Ada Dalam Minuman Kesehatan Ultra MangosteenDalam menurunkan kadar gula darah, hasil pengujian yang dilakukan seorang dokter di Jakarta terhadap tujuh pasien kencing manis (diabetes melitus) yang selama 10 hari mengonsumsi ekstrak xanthone memberikan nilai positif. Ekstrak itu mampu menurunkan gula rata-rata dari 205 menjadi 120 mg/dl. Namun, penurunan itu bervariasi untuk tiap pasien, yang disebabkan oleh berbedanya respons sistem metabolisme terhadap ekstrak yang diberikan. Di samping itu, hal tersebut juga bergantung pada kadar gula darah awal. Kemudian, bila gula darah sudah normal, xanthone mampu mempertahannya sehingga tidak naik atau turun karena pada intinya ia berfungsi memperlancar metabolime tubuh. [MS]